Sabtu, 28 Mei 2011

Lelaki Ditepian Jendela












Lelaki memilih jeda langkahnya.
Memuja mata jendela, menakar tiap pandang,
sampai uraian tajuk-tajuk kedalaman ayat menepi di ruang luas.

Melintas untaian kalam sejak dari keramaian kota besar sampai hutan terpencil,
dari puncak gunung sampai tepian pantai,
dari kehijauan kebun teh sampai gurun pasir kering,
menelikung juga pada hamparan laku manusia rupa-rupa,
alam terkembang jadi guru
menjadi telaah resah yang mendaulat asa mengikat hakikat.

Lelaki memilah angin, di tepi jendela.
Menyusun hembusnya seksama, agar tak sesat nikmat dipuja.
Gumamnya “ aku hanya ingin sekoloni angin yang bisa mengantarku ke ufuk ikhlas..”
Terawang berganti di jendela nan tak serupa,
tatap bermuka-muka dengan serakan makna di kaki cerita.
Bergantian berisyarat, selanjutnya arif dipinta.

Lelaki menggenggam daya dan hikmat restu bunda,
mendaki puncak doa.
Jendelanya muasal kesahihan merasa,
tertera di sebenar mata.

Karya : Gobliezt (KST)
    Orang menyukai ini. Jadilah yang pertama diantara teman-temanmu.

0 komentar:

Posting Komentar

Untuk Komentator yang belum punya account, harap mencantumkan nama anda.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

KOMUNITAS SENI TEATER. Copyright 2011 All Rights Reserved Free Wordpress Templates by Brian Gardner Blogger Templates presents HD TV Fringe Streaming. Featured on Wedding Photographers Singapore.